TEPI BARAT – Faksi Hamas resmi membatalkan perayaan ulang tahun mereka. Pembatalan ini berkaitan dengan krisis keuangan yang menimpa faksi garis keras Palestina tersebut.
Disebutkan Hamas sangatlah kurang pantas untuk merayakan hari jadi mereka di tengah keadaan keuangan yang tidak baik. Apalagi tujuan perayaan hanya untuk menunjukan bagaimana kekuatan Hamas di wilayah itu.
“Keputusan untuk menunda reli (perayaan) merupakan pesan solidaritas dalam situasi sulit masyarakat Gaza,” ucap Pejabat Hamas, Ashraf Abu Zayed, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (3/12/2013).
Dari 1,7 juta populasi lokal masyarakat Palestina di Gaza kebanyakan dari mereka menderita akibat krisis ekonomi. Hamas yang didirikan tahun 1987 memiliki hubungan dekat kelompok Ikhawanul Muslimin di Mesir.
Semenjak mantan Presiden Mesir Mohammad Morsi dijatuhkan dari kekuasaannya, bantuan dari Ikhwanul Muslimin Mesir melalui terowongan bawah tanah dihentikan oleh Pemerintah Mesir yang berkuasa saat ini.
Dari terowongan bawah tanah ini, sekira 30 persen kebutuhan pangan rakyat Palestina disalurkan melalui Mesir. Tidak hanya bantuan pangan saja yang terhenti, penghentian bantuan ini telah menybabkan pemadaman listrik, pengurangan bahan bakar dan runtuhnya perusahaan besar di Gaza.
Semua penghentian bantuan dilakukan Pemerintah Mesir bersama dengan Israel. Bantuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) semenjak terowongan di tutup pengangguran di Palestina telah meningkat 30 persen. Untuk saat ini warga Palestina hanya berharap pada bantuan PBB demi memenuhi semua kebutuhan pokoknya.
Hamas selain dikenal sebagai “musuh” Israel, mereka turut menentang Pemerintahan Mahmoud Abbas di Palestina. Karena itu saat ini Pemerintahan Palestina harus terbagi menjadi dua. Sejumlah usaha rekonsiliasi yang dilakukan pun selalu menemui jalan buntu. (faj)
(ade) Andreas Gerry Tuwo - Okezone